Karena Al-Fatihah dan Al-Baqarah Profesor Lang Menjadi Muslim

Sejak bersekolah, Jeffrey Lang kristis, termasuk soal agamanya. “Seperti kebanyakan anak-anak muda di tahun 60-an dan awal 70-an, saya mulai mempertanyakan semua nilai-nilai yang kita miliki pada saat itu. Politik, sosial dan keagamaan,” ujar Lang.
Saat itu di benak Lang muncul berbagai pertanyaan seperti; jika ada Tuhan dan dia adalah penyayang dan penuh kasih, maka mengapa ada penderitaan di muka bumi ini? Mengapa dia tidak membawa kita ke surga-Nya saja? Mengapa dia menciptakan manusia hanya untuk menderita?

Semua jawaban yang didapat dari aspek agama yang diyakininya saat itu rupanya belum membuat Lang puas. Dia lantas memutuskan untuk menjadi seorang ateis.
Saat menjadi dosen muda jurusan matematika di Universitas San Francisco, Lang akhirnya menemukan keyakinan di mana Tuhan ternyata benar-benar ada. Tapi kemudian, di kampusnya ia bertemu beberapa orang muslim.
“Kami berbicara tentang agama. Saya menanyakan beberapa hal kepada mereka dan saya benar-benar terkejut bagaimana hati-hatinya mereka dalam menjawab pertanyaan saya,” kata Lang mengenang.
Saat itu, Lang bertemu Mahmoud Qandeel, seorang mahasiswa kaya raya asal Arab Saudi. Ketika Lang mengajukan pertanyaan tentang penelitian medis, Qandeel menjawab pertanyaan dalam bahasa Inggris dengan sempurna dan penuh keyakinan. Semua orang di kelas tersebut tahu Qandeel adalah walikota, kepala polisi dan warga umum di negara asalnya.
Dosen dan mahasiswa itu akhirnya sering pergi berdiskusi masalah agama. Suatu hari, Qandeel memberi Lang salinan Alquran dan beberapa buku tentang Islam.
Lang sering membaca Al-Quran sendirian di ruang sebuah ruang salat yang dikelola mahasiswa muslim di kampus. Tanpa perlu lama-lama, Lang akhirnya ditaklukkan Alquran. Dua surat pertama Al Fatihah dan Al Baqarah sudah cukup membuatnya menjadi muslim.
“Seorang pelukis bisa membuat mata lukisan terlihat mengikuti Anda dari satu tempat ke tempat lain, tetapi adakah penulis yang dapat menulis kitab yang bisa mengantisipasi perubahan-perubahan sehari-hari?” puji Lang terhadap Allah dan Alquran.
Bagi Lang, Al-Quran bisa menjawab semua pertanyaan dan keberatan yang diajukannya, tapi di hari berikutnya saat dia membaca Alquran, dia selalu bisa mendapatkan jawabannya. Menurut Lang, Al-Quran sudah mengantisipasi segala pertanyaan dan pikiran yang akan diungkapkannya.
Setelah menjadi muslim, Lang menjalankan shalat lima waktu secara teratur dan menemukan banyak kepuasan ruhiyah. Bagi Lang, shalat shubuh merupakan salah satu ritual paling indah dan menyentuh dalam Islam.
Lang mengaku membaca Al-Quran memberinya banyak kenyamanan dan kekuatan dalam masa-masa sulit.
Di sisi lain, Lang adalah profesor di bidang matematika di Universitas Kansas. Dia menerima gelar master dan doktor dari Purdue University. Lang mengatakan bahwa ia selalu terpesona oleh matematika.
“Matematika adalah ilmu logis. Matematika menggunakan fakta dan angka untuk menemukan jawaban konkret,” ujarnya. “Seperti itulah cara berpikir saya dan saya akan frustasi jika berurusan dengan hal-hal yang tidak memiliki jawaban konkret.”
Memiliki pikiran yang hanya menerima ide-ide berdasarkan fakta membuat orang sulit percaya agama karena sebagian besar agama butuh penerimaan melalui iman. Sedangkan Islam, bagi Lang, menarik secara iman dan penalaran.
Lang menikahi seorang wanita Muslim asal Saudi, Raika. Dia telah menulis beberapa buku Islam dan menjadi best seller di kalangan Muslim AS. Salah satu bukunya yang terkenal adalah “Even Angels ask; A Journey to Islam in America”. Dalam buku ini, Lang banyak berbagi tentang wawasan yang membuka dirinya terhadap Islam. (sumber: goriau/muslimconvert/islampos)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>