Monthly Archives: February 2013

Rasulullah SAW Sebagai Penggembala Kambing

Saat usinya menginjak usia remaja, Muhammad SAW tak hanya belajar berwirausaha dengan berdagang ke Syam, tapi juga belajar menggembala kambing. Kegiatan itu dimaksudkan untuk membantu pamannya, Abu Thalib, demi meringankan beban ekonomi keluarga.

Muhammad SAW pernah menggembalakan kambing milik penduduk Mekah. Dari pekerjaannya ini ia mendapatkan upah yang layak. Tentang pekerjaannya sebagai penggembal kambing, Muhammad SAW pernah bersabda, “Allah tidak membangkitkan seorang nabi, kecuali (setelah) dia menggembala kambing.” Mendengar pernyataan itu, para shahabat bertanya, “Dan apa engkau juga (begitu), ya Rasul Allah? Rasulullah SAW menjawab, “Ya, aku menggembala kambing milik penduduk Mekah.”

Kegelapan dan Gelombang di Dasar Lautan

Pengukuran yang dilakukan dengan teknologi masa kini berhasil mengungkapkan bahwa antara 3 hingga 30% sinar matahari dipantulkan oleh permukaan laut. Jadi, hampir semua tujuh warna yang menyusun spektrum sinar matahari diserap satu demi satu ketika menembus permukaan lautan hingga kedalaman 200 meter, kecuali sinar biru (lihat gambar di samping). Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak dijumpai sinar apa pun. (lihat gambar atas). Fakta ilmiah ini telah disebutkan dalam ayat ke-40 surat An Nuur sekitar 1400 tahun yang lalu..

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (Al Qur’an, 24:40)

Lima Ciri Umat Muhammad SAW

Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita harus memiliki karakter atau ciri-cirinya. Allah SWT berfirman, “Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhdap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda  bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hnak menjengkelkan hati orang-orang  kafir (dengan kkuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahal yang besar.” (QS. Al-Fath: 29)

Pendeta Bahira Mengenali Muhammad SAW Seperti dalam Al-Kitab

Semasa berusia 12 tahun, Muhammad SAW sudah diajarkan berwirausaha oleh pamannya, Abu Thalib. Beliau beberapa kali diajak ke negeri Syam untuk menjajakan dagangannya bersama paman dan rombongan kaum Quraisy.

Suatu hari, rombongan dagang tersebut singgah di sebuah kota kecil bernama Bushra yang termasuk dalam wilayah Syam. Wilayah ini merupakan daerah taklukan Romawi.

Surah Al-Ikhlas Mengantar Royston Boulter kepada Islam

Jeremy Ben Royston Boulter percaya bahwa Tuhan semestinya tak membutuhkan perantara agar bisa berkomunikasi dengan manusia. Namun, agama yang dianutnya saat itu, sama sekali tak mendukung pemikiran itu. Tuhan yang dikenalnya seakan tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan hingga dia membutuhkan seorang manusia suci untuk membantunya.

Keraguan mengusiknya. Jeremy pun berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya itu. Semua buku sejarah bahkan buku-buku teori konspiratif tentang agama dan peradaban manusia dilahapnya. Ia pelajari sejarah Perang Salib, termasuk manuver Paus saat membangun kekuatan dan kekuasaan di Eropa melalui Portugis dan Spanyol.