Profesor Kristen “Berjilbab” Undurkan Diri dari Tempatnya Mengajar
Seorang profesor ilmu politik di Wheaton College, Illinois, Amerika Serikat, Larycia Hawkins, akhirnya menyatakan pengunduran dirinya dari perguruan tinggi tempatnya mengajar itu.
Seperti dilansir situs VOA, Senin (15/2/2016), Hawkins sebelumnya terlibat perselisihan dengan otoritas perguruan tinggi tersebut terkait pandangan teologisnya tentang agama Islam dan Kristen.
Hawkins menyebut soal kesamaan pada kedua agama tersebut, kemudian diunggahnya di media sosial pada 10 Desember 2015 lalu.
Menyusul polemik ini, dan sebagai bentuk solidaritas kepada pemeluk agama Islam, Hawkins yang beragama Kristen ini lantas mengenakan jilbab. Dia melakukan itu selama masa Advent, Desember lalu.
Akhirnya, pada Sabtu lalu, Hawkins dan pihak Wheaton College mengeluarkan pernyataan bersama. Mereka resmi menyatakan “berpisah” setelah mencapai sebuah persetujuan bersama yang dirahasiakan.
Hawkins belum mengatakan apa yang akan dilakukan kemudian. Apakah akan melanjutkan karier akademis di universitas lain? Dia mengaku belum membuat keputusan setelah menghabiskan masa sembilan tahun mengajar di tempat itu.
Dalam pernyataan bersama itu diungkapkan, kedua pihak berjanji akan berdialog dengan hormat bersama pemeluk agama lain, bahkan orang-orang tak beragama, serta mereka yang dikesampingkan karena keyakinan mereka.
Sebelumnya, Hawkins dalam sebuah posting di jejaring sosial Facebook tanggal 10 Desember 2015 mengungkapkan, sebagai seorang Kristen, dia merasa solider dengan umat Muslim karena sebenarnya kedua agama itu adalah sama.
Sementara itu, otoritas perguruan tinggi tersebut mengatakan, meski kedua agama itu adalah monotheistic, tetapi tetap ada perbedaan fundamental di antara keduanya.
Mengutip situs BRnow.org, akibat perbedaan cara pandang itu, Hawkins yang mengajar mata kuliah rekonsiliasi publik harus menjalani masa cuti berbayar.
Pengunduran diri Hawkins ini terbilang mengejutkan karena terjadi hanya beberapa hari setelah digelar sebuah panel terkait kasus ini. Dalam kesempatan itulah muncul dukungan untuk Hawkins dari para koleganya.
Mereka pun menyebut wanita ini diperlakukan secara tidak adil oleh otoritas perguruan tinggi tersebut. (sumber: Kompas/VOA)
Indeks Kabar
- Kementerian Haji Saudi Optimistis Masjidil Haram Akan Dibuka Kembali
- Gaya Hidup Halal Bukan Islamisasi
- Dai di Sumut dijerat UU ITE, Persidangan Banjir Air Mata
- Tindak Tegas Myanmar, Pimpinan DPR Desak Pemerintah Gunakan Forum-forum Dunia
- Bersyukur, Meski Suhu Panas, Waktu Puasa Normal
- Ada Masalah Perizinan, Pemkot Solo Larang GKI Mojosongo Buka
- Myanmar Ratakan Kuburan Massal Rohingya untuk ‘Hilangkan Bukti Pembantaian’
- RUU PHU Disepakati Baleg, Kemenag Setop Jadi Penyelenggara Haji
- Museum Rasulullah di Indonesia Ditargetkan Rampung 1 Tahun
- DK PBB Desak Myanmar Hentikan Penggunaan Militer Berlebihan
-
Indeks Terbaru
- Kisah Penyembah Api yang Mencari Hidayah dan Masuk Islam
- Hikmah Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal
- Kebaikan Rasulullah Terhadap Musuh-Musuhnya
- Google Kembali Pecat Karyawan Gegara Demo Israel, Total Capai 50
- Aktor dan Model Belanda Donny Roelvink Masuk Islam
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
- Puasa Ramadhan Menghapus Dosa
Leave a Reply