Tolong! Sepertiga Pakistan Terendam Banjir
Upaya bantuan hari Selasa (30/8/2022) meningkat di seluruh Pakistan guna membantu puluhan juta orang yang terdampak hujan muson, yang telah menenggelamkan sepertiga wilayah daratan negara itu dan merenggut nyawa lebih dari 1.100 orang.
Hujan yang datang mulai bulan Juni menghasilkan banjir terparah dalam kurun lebih dari sepuluh tahun, menghempaskan tanaman pangan dan merusak atau meratakan dengan tanah lebih dari satu juta rumah.
Pihak berwenang dan badan-badan amal berjuang untuk mempercepat pengiriman bantuan ke lebih dari 33 juta orang yang terdampak. Tugas mereka tidak mudah terlebih di daerah yang terputus karena jalan dan jembatan telah hanyut.
Di bagian selatan dan barat, daratan yang kering sangat terbatas. Warga terpaksa menyemut di jalan-jalan raya dan sekitar rel kereta yang relatif lebih tinggi dari tanah sekitarnya yang terendam air.
“Kami bahkan tidak punya tempat untuk memasak makanan. Kami membutuhkan bantuan,” kata Rimsha Bibi, seorang pelajar putri di Dera Ghazi Khan di Pakistan bagian tengah, kepada AFP.
Di kota Nowshera, di bagian barat laut Pakistan, sebuah perguruan tinggi teknik diubah menjadi tempat penampungan 2.500 korban banjir.
Mereka terpapar terik matahari di musim panas dengan bantuan makanan sporadis dan sedikit akses ke air. “Saya tidak pernah berpikir bahwa suatu hari kami harus hidup seperti ini,” kata Malang Jan, 60 tahun. “Kami telah kehilangan surga dan sekarang terpaksa menjalani kehidupan yang menyedihkan.”
Selama musim hujan tahunannya, Pakistan kerap menerima hujan lebat yang seringkali merusak. Meskipun demikian, musim hujan itu sangat penting bagi pertanian dan pasokan air penduduk.
Malangnya, curahan hujan yang sangat banyak seperti beberapa bulan ini belum pernah terjadi selama kurun tiga dekade terakhir.
Sungai Indus, yang mengalir di sepanjang negara Asia Selatan itu, mengancam akan meluap saat air mengalir deras dari sungai-sungai di hulu di utara.
Kantor meteorologi mengatakan negara itu secara keseluruhan telah diguyur hujan sebanyak dua kali curah hujan monsun (muson) normal. Namun, wilayah provinsi Balochistan dan Sindh mengalami lebih dari empat kali rata-rata hujan tiga dekade terakhir.
Para pejabat Pakistan menyalahkan perubahan iklim, yang meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem di seluruh dunia.“Melihat kehancuran yang tampak di lapangan sungguh sangat mencengangkan,” kata menteri perubahan iklim Pakistan Sherry Rehman kepada AFP.
“Ketika kami mengirim pompa air, mereka mengatakan ‘Di mana kami akan membuang airnya?’ Semuanya menjadi satu lautan besar, tidak ada lahan kering untuk memompa air keluar.”
Pejabat wanita itu mengatakan benar-benar secara harfiah sepertiga wilayah negaranya terendam air, seraya membandingkannya dengan adegan bencana dalam sebuah film dystopian.
Menteri Keuangan Miftah Ismail telah mengatakan kepada media lokal bahwa penanggulangan bencana itu dapat menelan biaya lebih dari $10 miliar, dan pada hari Senin dia mengatakan “Pakistan sedang tenggelam”.* (sumber: AFP/hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Mantan Rektor IIQ: Pendidikan Al-Qur’an Harus Lebih Diperhatikan
- Inilah Masjid-Masjid yang Diubah Jadi Katedral di Barat
- Ketua MPR: Umat Islam Harus Paham Politik dan Jangan Mau Diadu Domba
- Bocah Nigeria Jadi Hafiz Alquran di Usia Tiga Tahun
- Syekh Yusuf Estes: Islamophobia Diciptakan oleh Orang-orang Jahat
- Tidak Ada Tempat Pemakaman Bagi Muslim di Finlandia
- Museum Dinasti Muslim Diganti dengan Nama Raja Hindu
- Pelatihan Akuntansi Masjid Tingkatkan Kepercayaan Jamaah
- Beijing Lancarkan Perang Tersembunyi Terhadap Islam dan Muslim Uighur
- Museum Rasulullah di Indonesia Ditargetkan Rampung 1 Tahun
-
Indeks Terbaru
- Kejahatan Perang Israel Diadukan ke ICC
- Pernah Rasakan Genocida, Ribuan Warga Bosnia Demo untuk Gencatan Senjata di Gaza
- Pasukan Zionis Gempur Area RS Indonesia di Gaza
- Kritik Erdogan: Barat Lantang Bela Korban Charlie Hebdo, Tapi Diam Sikapi Genosida Gaza
- Halangi Bantuan ke Gaza Bisa Dituntut Pengadilan Internasional
- Pendukung Celtic tak Gentar, Tetap Kibarkan Bendera Palestina Saat Laga Liga Champions
- Islam Menjadikan Saya ‘Yahudi’ yang Lebih Baik
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
Leave a Reply