Rabi Yahudi AS: Badai Katrina Hukuman untuk Pawai Gay
Berselang 14 tahun dari kejadian, seorang rabi Yahudi Amerika mengatakan bahwa Badai Katrina yang memporak-porandakan bagian tenggara Amerika Serikat Agustus 2005 merupakan hukuman Tuhan atas acara pawai gay dan menunjukkan kemarahan-Nya.
Pernyataan itu diutarakan seorang rabi di New Jersey sementara komunitas LGBT menggelar acara Pride Month yang berlangsung selama bulan Juni ini. Dalam rekaman video yang diunggah hari Senin (3/6/2019) di YouTube, rabi Levin mengatakan acara tersebut merupakan upaya kelompok LGBT untuk “menghomoseksualisasikan masyarakat”. Dia mengajak komunitas agama di Lakewood, New Jersey agar memboikot acara itu, yang digelar oleh Lakewood BlueClaws salah satu tim Minor League Baseball.
“Ini adalah sesuatu yang akan berdampak pada seluruh negeri dan seluruh masyarakat,” kata rabi Levin seperti dilansir RT. Dia menyebut kelompok penyuka sesama jenis “mencekoki nilai-nilai asing ke dalam tenggorokan kita.” Pemuka agama Yahudi itu kemudian mengecam perpustakaan setempat dan berbagai kelompok lokal yang dinilainya merusak pemuda-pemudi Yahudi dengan acara-acara LGBT.
Dalam selebaran yang dibagikan secara massal di Lakewood pada hari yang sama, rabi Levin memberikan peringatan. “Badai Katrina yang terjadi pada tahun 2005 bertepatan dengan Southern Decadence Day, ketika pawai kebanggaan gay seharusnya dilaksanakan, akhirnya batal karena bendungan ambrol. Perilaku homoseksual merupakan bentuk terburuk dari perbuatan dosa,” kata rabi Levin.
Dia menyebut bencana yang menewaskan lebih dari 1.800 orang di New Orleans dan sekitarnya itu merupakan wujud “murka Tuhan.”
Ini bukan kali pertama rabi Yahudi itu berusaha membatalkan acara LGBT. Tahun 2006 dia berusaha mempengarhi publik agar pawai homoseksual di Yerusalem (Al-Quds) dibatalkan.
Sebelum rabi Levin, seorang rabi Yahudi lain juga menyatakan Badai Katrina sebagai “kemarahan Tuhan”. Pada tahun 2005 Ovadia Yosef, kala itu kepala rabi Sephardim Israel, menyebut badai itu sebagai “hukuman Tuhan atas George W Bush, karena presiden Amerika Serikat tersebut mendukung penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, Palestina. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Populasi Muslim Eropa Tumbuh Pesat Meski Imigrasi Dihentikan
- Temui Imam Tolikara, GIDI Janji Shalat Idul Adha Aman
- Tampilkan Muslim Rohignya, Juru Foto AS Masuk Daftar Hitam di Myanmar
- Pemilu Jerman: Merkel Pertahankan Jabatan, Partai Anti Islam Dapat Kursi
- Menolak Pengungsi, Polandia, Hungaria dan Ceko Melanggar Aturan Uni Eropa
- Presiden Rodrigo Duterte: “Saya Percaya Satu Tuhan, Allah, Titik!”
- Baznas Resmikan Pemberdayaan Lebah Madu di Gunung Kidul
- Ulama Dunia Serukan Memberontak terhadap Keputusan AS
- Survei: 22% Warga Swedia Tidak Menginginkan Tetangga Muslim
- Kebencian Terhadap Islam dan Yahudi Meningkat di Jerman
-
Indeks Terbaru
- Dulu Berpikir Islam Sarang Teroris Juga Biang Poligami, Armina Kini Bersyahadat dan Mualaf
- Kisah Penyembah Api yang Mencari Hidayah dan Masuk Islam
- Hikmah Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal
- Kebaikan Rasulullah Terhadap Musuh-Musuhnya
- Google Kembali Pecat Karyawan Gegara Demo Israel, Total Capai 50
- Aktor dan Model Belanda Donny Roelvink Masuk Islam
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
Leave a Reply