Monthly Archives: May 2015

Laporan Terbaru Bukti Penyiksaan Muslim Rohingya

Polisi Malaysia menemukan sisa manusia pada makam di bukit Wang Burma, Perlis, Malaysia tanggal 26 Mei 2015 yang diakui bukti tentang penyiksaan, perkosaan dan pembunuhan yang dialami migran Muslim Rohingya dari Myanmar.

Wartawan BBC Ian Pannel yang mengunjungi kamp yang sebelumnya dipakai pedagang manusia di Malaysia menerima laporan bahwa para migran ditahan, dipukuli dan disiksa.

Gereja Methodist Inggris Akui Terlibat 2.000 Kasus Pelecehan

Gereja Methodist Inggris telah membuat sebuah pengakuan mengejutkan pada Kamis, 28 Mei 2015. Gereja mengatakan ada hampir 2.000 laporan pelecehan fisik dan seksual yang melibatkan institusi tersebut selama lebih dari setengah abad.

“Kami minta maaf karena gagal melindungi korban,” kata Martyn Atkins, Sekretaris Jenderal Konferensi Methodist.

Dalai Lama pada Suu Kyi: Bantu Muslim Rohingya!

Dalai Lama mendesak sesama pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi untuk membantu minoritas Muslim Rohingya yang teraniaya. Seperti diketahui, Suu Kyi bersikap diam terhadap Myanmar atas perlakuan pada Muslim Rohingya.

Para pengamat politik mengatakan bahwa diamnya Suu Kyi karena ketakutannya menjelang pemilihan umum di negara itu pada bulan November mendatang.

Muslim Australia Kritik Pencabutan Kewarganegaraan Terduga Terorisme

Kelompok Muslim Australia Terkemuka mengkritik usulan pemerintah yang akan mencabut kewarganegaraan Australia untuk mereka yang dicurigai melakukan aksi teroris.

“Jika tujuan kita adalah untuk mencegah terorisme maka ini bukanlah solusi. Pencabutan warga negara orang-orang yang diduga melakukan tindak tersebut akan sama sekali tidak menghentikan tindakan ini terjadi,” ujar Dewan Islam Victoria presiden, Ghaith Krayem seperti dilansir onislam.net, Kamis (28/5).

Pidato Biksu Ashin Yang Memicu Kebencian Pada Muslim Rohingya

Biksu radikal Budha, Ashin Wirathu, mendadak populer. Namanya kini selalu dikaitkan sebagai kunci utama di balik kekerasan dan pengusiran etnis Muslim Rohingya dari Rakhine, Myanmar.

Wirathu diketahui acapkali memupuk kebencian warga mayoritas Buddha di Myanmar terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya dalam pidato-pidatonya secara terbuka. Sejumlah pidato radikalnya itu juga diunggah di Youtube dan Facebook.