Myanmar Minta Bangladesh Berhenti Bantu Pengungsi Rohingya
Pemerintah Myanmar telah mendesak kepada Bangladesh agar berhenti memberikan bantuan kepada sekitar 6.000 warga Rohingya yang memilih menetap di perbatasan kedua negara.
Ikut melarikan diri dari Rakhine, Myanmar saat terjadi operasi militer yang memaksa 700.000 warga etnis Rohingya melintasi perbatasan, namun sebagian dari mereka memilih tinggal di wilayah tak bertuan yang ada di antara kedua negara.
Sejak saat itu mereka bergantung pada bantuan internasional yang dikirimkan melalui pemerintah Bangladesh. Dalam kesempatan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh AH Mahmood Ali, utusan diplomatik tinggi Myanmar, Kyaw Tint Swe secara khusus meminta penghentian pengiriman bantuan untuk Rohingya tersebut.
“Pemerintah Myanmar secara khusus meminta agar Bangladesh menghentikan pemberian bantuan kemanusiaan kepada kelompok itu.”
“Dan mengusulkan agar mengatur pasokan bantuan kemanusiaan dari pihak Myanmar,” kata kementerian luar negeri Myanmar dalam pernyataannya, dikutip channelnewsasia, Ahad (13/08/2018) malam.
Pihak Bangladesh tidak langsung berkomitmen namun menanggapi secara positif usulan Myanmar untuk melakukan survei di wilayah tanah tak bertuan. Sebelumnya, seorang menteri Myanmar pada kunjungannya ke wilayah perbatasan awal tahun ini telah memperingatkan para pengungsi akan ada konsekuensi jika mereka tidak menerima tawaran untuk kembali.
Dil Mohammad, salah satu pemimpin komunitas Rohingya di perbatasan, mengatakan kepada AFP bahwa kesulitan hidup di tanah tak bertuan tidak akan bertambah buruk meski ada tekanan dari Myanmar.
“Ada keraguan apakah Myanmar akan secara teratur memberi kami makanan dan bantuan kemanusiaan. Jika Bangladesh berhenti membantu kami dari pihak mereka, kami akan memiliki masalah besar,” katanya.
Myanmar mengklaim berkomitmen untuk kembali menerima warga Rohingya, sesuai kesepakatan repatriasi dengan Bangladesh pada November 2017. Namun hingga saat ini belum ada yang kembali.
Para pemimpin Rohingya mengatakan, tidak akan meninggalkan kamp pengungsian di Bangladesh sebelum ada jaminan keselamatan untuk mereka saat kembali ke kampung halaman di Rakhine. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Baznas Salurkan Rp 6,9 Miliar Bantu Pengungsi Rohingya
- Isteri Presiden Erdoğan Kunjungi Pengungsi Rohingya di Bangladesh
- PBB: 65.000 Etnis Rohingya Lari ke Bangladesh
- Pilu Pengungsi Rohingya: Diburu di Dalam Negeri, Ditolak Negara Tetangga
- Rumah Zakat Berangkatkan Relawan untuk Bantu Muslim Rohingya
Indeks Kabar
- Yang Tuduh Islam Anti-Pancasila, Harus Belajar Sejarah
- PBB: Cina ‘Sekap’ Lebih dari 1 Juta Muslim Uighur di Xinjiang
- Zionis Tahan Mufti Al Quds
- Soal Larangan Muslim, Obama Luapkan Kemarahannya pada Trump
- Bersalah Tutupi Kasus Pendeta Pedofil, Uskup Agung Adelaide Mundur
- Tolak Masjid dengan Sembelih Boneka, Tiga Pria Jadi Tersangka
- Ikut Pilpres, Muslimah Ini Jadi Penantang Putin
- Masjid Al-Quba Sukabumi Diacak-acak Orang tak Dikenal
- Paus Fransiskus Mengimbau Setiap Paroki Tampung Satu Keluarga Migran
- Pemerintah Jangan Bedakan Guru Madrasah dan Sekolah Umum
-
Indeks Terbaru
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
Leave a Reply