British Museum Kembalikan 8 Barang Antik Hasil Curian saat Serang Iraq tahun 2003

Musium Inggris (British Museum) mengembalikan delapan barang antik dan bersejarah berumur 5.000 tahun setelah dijarah dari situs kuno di Iraq setelah penggulingan pemimpin Iraq Saddam Hussein pada tahun 2003 dan kemudian disita dari seorang pedagang di London.

Scotland Yard mencurigai bahwa barang-barang tersebut dicuri dari Museum Nasional Iraq ketika Invasi Iraq 2003 berlangsung karena sang penjual tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikannya.

Penjual tak mampu menujukkan dokumen kepemilikan untuk kedelapan benda antic; termasuk perhiasan, kerucut tanah liat dengan aksara paku, Potongan gada putih dari gipsum putih dengan aksara Sumeria Kuno, Batu sungai kuning dengan aksara paku dalam bahasa Sumeria kuno,Liontin jimat dari marmer putih, juga cap kaseldon putih diukir dengan gambar sphinx. Asal benda berharga yang tidak diketahui ini, duduk di gudang selama hampir lima belas tahun, tulis kurdistan24.

“Aktivitas ini (pencurian delapan barang antik) dilakukan sembunyi-sembunyi, kemungkinan pada malam hari oleh sekelompok kecil individu untuk waktu yang terbatas, karena skalanya tidak seluas dan sesistematik yang terjadi di selatan Iraq,” ujar British Museum dikutip the Independent.

“Barang-barang lainnya identik dengan objek yang diketahui dari penggalian di Tello dan kemungkinan besar juga berasal dari situs yang sama.”

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa barang-barang serupa dengan yang dicuri tiba-tiba muncul di pasaran pada periode yang sama.

Penyitaan delapan benda antik dilakukan Mei 2003, hanya dua bulan setelah tahap pertama operasi militer pimpinan AS dengan alasan “melucuti senjata pemusnah massal Iraq” yang tidak pernah terbukti, diikuti penjarahan besar-besaran di Kerajaan Mesopotamia yang kaya minyak itu. Meskipun banyak gedung pemerintah dijaga oleh pasukan AS, Inggris, dan lainnya pada tahun 2013, dan banyak bangunan dan situs yang memiliki signifikansi budaya, penjarahan barang antik menjadi terlalu umum.

Para pakar berhasil mengidentifikasikan asal-usul barang-barang ini. Rupanya, barang-barang tersebut berasal dari Kuil Eninnu untuk Dewa Ningirsu di kota kuno Girsu, sekarang Tello di selatan Iraq.

Umur Liontin jimat dari marmer putih yang berbentuk hewan berkaki empat sedang berbaring, berasal dari periode Jemdet Nasr (3000 SM), sedang cap kaseldon putih dengan muka yang oval datar, diukir dengan gambar sphinx sedang berbaring menghadap kanan, berasal dari periode Kekaisaran Akhemeniyah (550-330 SM).

Menanggapi hal ini, Duta Besar Iraq untuk Inggris Salih Husain Ali memuji keahlian staf museum dalam mengidentifikasikan kedelapan barang antik.

Dikutip the Independent, dia juga mengatakan, kolaborasi Iraq dan Inggris Raya semacam ini penting untuk menjaga warisan Iraq. Melindungi barang-barang antik dinilainya tanggung jawab internasional.

Direktur British Museum Inggris, Hartwig Fischer menyatakan bahwa museum “benar-benar berkomitmen memerangi perdagangan gelap dan kerusakan warisan budaya. Ini adalah masalah yang mengkhawatirkan kita semua,” katanya.

“Saya senang bahwa kami dapat membantu dalam mengembalikan benda-benda penting ini ke Iraq, melalui Kedutaan Republik Iraq di London… Kembalinya benda-benda ini sangat pedih diberikan koneksi ke Tello, salah satu situs saat ini digali oleh skema Iraq, ”tambah Fischer.

Benda-benda itu diserahkan secara resmi ke Kedutaan Besar Iraq dalam upacara kecil yang diadakan di British Museum hari Jumat.

Invasi AS

Sebagaimana diketahui, Inggris ikut ambil bagian membantu Amerika Serikat (AS) yang memimpin invasi atas Iraq tahun 2003 dengan alasan menjatuhkan Saddam Hussein karena menyimpan “senjata pemusnah massal”(MWD) yang sampai detik ini tidak pernah terbukti.

Invasi AS menyebabkan lebih 200 warga Inggris tewas, sementara sampai tahun 2009 paling sedikitnya 150.000 warga Iraq yang meninggal, lebih satu juta orang harus mengungsi, tulis BBC.

Sementara itu, penjarahan Museum Nasional Iraq mengakibatkan 80% dari 170.000 benda purbakala rusak berat dan hilang. Antara lain, harpa emas karya seniman Mesopotamia 5.000 tahun silam hilang dari tempat penyimpanannya.

Satu-satunya lemari kaca museum ini yang masih utuh adalah lemari katalog. Tak cuma benda-benda purbakala yang terbuat dari emas, perak, dan perunggu yang hilang. Gedung Arsip dan Perpustakaan Nasional, yang berjarak sekitar 500 meter dari Museum Nasional Iraq, kehilangan ratusan koleksi kitab kunonya. Termasuk hilangnya manuskrip karya ulama. Berbagai naskah bersejarah hangus terbakar kena hantaman rudal.(sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>