Tim Chambers: Islam Menjawab Semuanya

“Mengapa aku berada di dunia ini? Dua pertanyaan besar itu telah membuat Tim Chambers, pria kelahiran Woking, Surrey, Inggris, gundah gulana. Ia pun melakukan pencarian spiritual untuk menemukan jawabannya.

“Aku pernah meyakini agama Buddha, Hindu, Sosialisme, juga Kristen untuk kedua kalinya,” ujar pria berambut gondrong itu seperti dikutip laman OnIslam.net. Namun, Tim tak berhasil menemukan Tuhan.

Ia pun mendalami Tai Chi dan berbagai seni bela diri, meditasi, serta vegetarianisme. Harapannya, ia bisa menemukan jawaban atas pertanyaaan spiritual yang bercokol dalam hatinya itu. “Tak satu pun mampu memberi saya jawaban, tuturnya.

Hingga suatu hari, ia berkenalan dengan Islam. Dan, dua jawaban penting yang terus dicarinya itu akhirnya berhasil ditemukannya dalam Islam. Sejak itulah, ia menjadi seorang Muslim. Bahkan, kini, ia menjadi seorang dai.

Namanya berganti menjadi Yusuf Chambers. Ia selalu tampil di berbagai event Muslim internasional dan secara rutin mengisi program beberapa media Islam, seperti Peace TV dan Islam Channel. Dakwahnya juga menjangkau Meksiko, India, dan Kuwait.

Lalu, bagaimana Yusuf bisa menemukan Islam? Sebelum masyhur sebagai seorang dai, tak banyak orang yang tahu jejak hidupnya.

Ia mengaku berasal dari sebuah masa lalu yang gelap. Yusuf tak melupakan bagaimana hari-harinya sebelum ia be rislam, 15 belas tahun silam.

Mengerikan, tuturnya saat mengenang kehidupannya pada masa lalu yang dihabiskan bersama teman-temannya dengan mabuk-mabukan dan hal-hal negatif lainnya. “Saya tidak perlu menjelaskan apa yang hampir selalu kami lakukan pada masa itu,” katanya.

Ketika menginjak usia yang ke-20, hidupnya mulai berubah. Ia mulai menekuni sesuatu yang bernuansa spiritual. Saat itu, aku mulai mempertanyakan banyak hal dalam kehidupan ini, termasuk keberadaan Tuhan.

Tak jarang, ia menghabiskan waktunya tanpa berbicara dengan siapa pun, memperhatikan sekelilingnya. Ia lalu menyimpulkan bahwa semuanya bukan sesuatu yang penting. Tim juga sering memandang keluar jendela berlama-lama dan berusaha menemukan kebenaran dari langit.

“Di satu titik, aku kagum dengan semua yang kulihat dari jendela,”ucapnya.

Keindahan bulan dan bintang telah membuatnya berdecak kagum. Betapa hebatnya alam semesta berdampingan dengan bintang terdekat yang berjarak empat tahun cahaya darinya.

“Aku sangat ketakutan karena tidak pernah tahu mengapa semua hal-hal menakjubkan itu ada di sekitarku,” katanya.

Tim lalu berusaha mencarinya lewat sains dan mempelajari astronomi. Semua itu tidak menjawab pertanyaannya dan justru membawanya pada kebingungan. Pencariannya itu justru menyimpulkan bahwa sains hanya melekatkan label pada segala sesuatu yang tampak nyata dan sama sekali tidak memberikan penjelasan di baliknya.

Menurutnya, sains tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar, Mengapa kita ada di dunia ini? Ke mana kita akan pergi setelah mati nanti?”Itu adalah pertanyaan dasar yang harus kita tanyakan pada diri sendiri dan pada orang lain di sekitar kita.” (sumber: ROL)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>