Agar Diterima Jerman, Imigran Berbondong-bondong Pindah Agama
Para pengungsi dari Timur Tengah dilaporkan ramai-ramai berpindah agama untuk mendapatkan suaka di Jerman. Hingga kini, ratusan imigran dari Iran dan Afganistan sudah dibaptis di Gereja Trinity, Berlin.
Mereka di antaranya Mohammed Ali Zonoobi dari Syiraz, Iran, yang menundukkan kepala ketika Pendeta Paderi Gottfried Martens memercikkan air suci ke atas rambutnya sambil berkata: “Apakah kamu akan berpisah dari setan? Apakah kamu akan berpisah dari Islam?”
“Ya,” kata Ali, lalu Martens membaptis pria itu. Kini nama tukang kayu itu adalah Martin, beragama Kristen, dan tidak lagi menganut agama Islam. Dia tiba di Jerman bersama istri dan dua anaknya lima bulan lalu. Istrinya, Afsaneh, juga memeluk Kristen dan kini bernama Katarina.
Tidak bisa dipastikan apakah mereka mengganti agama karena percaya pada Kristen atau hanya ingin meningkatkan peluang mendapatkan suaka politik dengan alasan akan dihukum, termasuk kemungkinan hukuman mati karena murtad jika kembali ke negara asal.
Pendeta Martens menyadari ada yang sanggup memeluk Kristen untuk meningkatkan kesempatan tinggal di Jerman.
“Banyak yang yakin Kristen akan mengubah kehidupan mereka. Dan saya yakin hanya 10 persen yang mungkin akan ke gereja setelah dikristenkan,” katanya, seperti dilansir Daily Mail, Senin, 7 September 2015.
Dengan memeluk Kristen, mereka tidak dijamin dibenarkan untuk tinggal di Jerman. Namun hukuman mati atau penjara yang lama di Iran dan Afganistan bagi mereka yang murtad menjadi alasan agar Jerman tak mengirim mereka kembali pulang.
Menurut Martens, jumlah pengungsi yang memeluk Kristen meningkat tajam dalam dua tahun, dari 150 orang menjadi 600 orang.
Gereja Lutheran di Hannover dan Rhineland juga melaporkan peningkatan jumlah pengungsi Iran memeluk Kristen dan, menurut Martens, ada 80 lagi pengungsi, terutama dari Iran dan sejumlah kecil dari Afganistan, yang menunggu untuk dibaptis.
Jumlah pengungsi yang ingin tinggal di Jerman tahun ini meningkat empat kali lipat dibanding tahun lalu menjadi 800 ribu orang dari Suriah, Irak, Afganistan, dan Pakistan, yang meminta suaka politik.
Pengungsi dari Suriah yang terancam perang saudara berpeluang lebih besar tinggal di Jerman dibanding mereka yang berasal dari Iran atau Afghanistan yang kondisinya relatif stabil.(sumber: Tempo/Daily Mail)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Komisioner Perlindungan Anak Vatikan Kecam Kardinal Australia Terkait Pedofilia
- Pulang Perang 33.000 Tentara Inggris Kecanduan Miras dan Mengganas
- Tak Bertindak Soal Rohingya, Paham Usulkan Cabut Nobel Perdamaian San Suu Kyi
- Inilah Pencetus Anti-Islam di Eropa
- 2.700 Orang Hapus Tato di Islamic Medical Service
- Belanda Negeri Bebas Beribadah
- Rakyat Taiwan Menolak Legalisasi Perkawinan Homoseksual
- Persatuan Ulama Dunia: Memihak Turki Hukumnya Wajib!
- Tanwir Muhammadiyah Usung Literasi Pencerahan
- Banyaknya Tentara Muslim, Jerman Rekrut Seorang Imam Shalat
-
Indeks Terbaru
- Dulu Berpikir Islam Sarang Teroris Juga Biang Poligami, Armina Kini Bersyahadat dan Mualaf
- Kisah Penyembah Api yang Mencari Hidayah dan Masuk Islam
- Hikmah Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal
- Kebaikan Rasulullah Terhadap Musuh-Musuhnya
- Google Kembali Pecat Karyawan Gegara Demo Israel, Total Capai 50
- Aktor dan Model Belanda Donny Roelvink Masuk Islam
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
Leave a Reply