Politisi Ternama Denmark Minta Negaranya Menolak Muslim Pencari Suaka
Seorang politisi ternama di Denmark dari partai terbesar kedua, parpol anti imigran Dansk Folkeparti (Partai Rakyat Denmark), hari Kamis (28/7/2016) menyeru agar negaranya menolak masuk Muslim pencari suaka.
Berbicara kepada koran Berlingske, wakil ketua partai Soeren Espersen mengatakan bahwa migran Muslim seharusnya dilarang masuk Denmark sampai 6 tahun ke depan. Alasannya, Denmark perlu “istirahat” setelah serangkaian serangan teroris di Eropa belakangan ini.
Namun, Ketua Dansk Folkeparti (DF) Kristian Thulesan Dahl dan beberapa rekannya di partai penguasa Partai Liberal mempertanyakan usulan Espersen itu. Mereka mengatakan bahwa partai masing-masing tidak ingin mendiskriminasi migran berdasarkan agamanya, lapor Deutsche Welle.
Espersen bersikukuh usulannya tidak bertentangan dengan garis partai. “Itu berangkat dari ancaman terorisme yang menyebar dari komunitas Muslim,” kata Espersen kepada kantor berita Ritzau. “Itu sama sekali berbeda dengan mengatakan bahwa semua Muslim adalah teroris,” imbuhnya.
Seorang anggota DF mengkonfirmasi kepada stasiun televisi Denmark TV2 bahwa parpolnya memang berencana mengusulkan melarang masuk Muslim pencari suaka.
DF adalah partai pemenang kedua dalam pemilihan umum tahun lalu, dan saat ini menjadi pendukung partai penguasa Liberal yang beraliran tengah-kanan.
Denmark menerima 21.000 permohonan suaka di tahun 2015, naik dari 14.815 pada tahun 2014 dan hanya 7.557 di tahun 2013.
Negara makmur berpenduduk hanya 5,5 juta jiwa itu warganya menikmati tunjangan kesejahteraan dari negara.
Menyusul banjir migran ke Eropa dari Asia dan Afrika beberapa tahun belakangan, negara Skandinavia itu memberlakukan sejumlah peraturan keras berkaitan dengan migran dan pencari suaka. Pada bulan Januari lalu, negara itu meloloskan peraturan yang memperbolehkan pihak berwenang menyita barang-barang berharga milik pengungsi yang bernilai lebih dari 10.000 kroner (sekitar $1.490), serta uang tunai bernilai sama.
Juga pada bulan Januari tahun ini, pemerintah Denmark memberlakukan kontrol di perbatasan dengan Jerman, meskipun sesama negara anggota Uni Eropa memiliki perjanjian Zona Schengen yang membebaskan warga mereka saling melintasi perbatasan dengan leluasa. Denmark akan tetap memberlakukan ketentuan itu sampai 12 Nopember mendatang. (sumber: hidayatullah)
Indeks Kabar
- Din Syamsuddin: Myanmar Perlu Akui Kewarganegaraan Etnis Rohingya
- OKI Desak Masyarakat Internasional Lindungi Masjid Al-Aqsha
- Tingkatkan Mutu dan Sarana, Madrasah Butuh Bantuan APBD
- Lima Orang Meninggal dalam Penembakan Jamaah Shalat di Masjid Kota Quebec
- Makanan Halal Buka Pintu Antaragama di Taiwan
- Kemenag Tegur Keras Penerbit Alquran tanpa Al-Maidah 51-57
- Fikri Isik: Turki dan Aceh Punya Hubungan Sejarah Panjang
- Usai Berdakwah, KH. Ali Mustafa Yaqub Hembuskan Nafas Terakhir
- Elit Uni Eropa: Islam Adalah Eropa, Eropa Adalah Islam
- Lebih Dari 300.000 Anak-Anak Pengungsi Suriah Mendapat Pendidikan Gratis di Turki
-
Indeks Terbaru
- Ilmuwan Harvard, Henry Klaseen Masuk Islam
- Tolak Partisipasi Israel, Ratusan Demonstran Geruduk Kantor Penyelenggara Olimpiade Paris
- Dulu Berpikir Islam Sarang Teroris Juga Biang Poligami, Armina Kini Bersyahadat dan Mualaf
- Kisah Penyembah Api yang Mencari Hidayah dan Masuk Islam
- Hikmah Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal
- Kebaikan Rasulullah Terhadap Musuh-Musuhnya
- Google Kembali Pecat Karyawan Gegara Demo Israel, Total Capai 50
- Aktor dan Model Belanda Donny Roelvink Masuk Islam
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
Leave a Reply