Kelompok “Tentara Salib” Berencana Ngebom Masjid Namun Gagal
Diduga karena dipengaruhi Donald Trump, sebuah kelompok yang menamakan diri dirinya The Crusaders (Tentara Salib) berencana melakukan pengeboman terhadap masjid dan perumahan milik komunitas di Kansas, Amerika Serikat pada tanggal 9 November 2016, sehari setelah pemilihan umum presiden Amerika Serikat dihelat.
Namun rencana itu digagalkan oleh pihak kepolisian Amerika Serikat, pada Jum’at pagi (14/10/2016), sebagaimana dilansir aljazeera.
Para pelaku yang ditangkap adalah warga kansas, Amerika Serikat yang terdiri dari tiga orang; yaitu Curtis Allen (49), Gavin Wright (49), dan Patrick Stein (47).
Tiga anggota kelompok milisi bernama Crusaders itu juga mengawasi target mereka di Garden City, kata aparat berwenang. Para tersangka sudah menyiapkan manifesto dan berkonspirasi untuk meledakkan bom di beberapa apartemen yang dihuni oleh 120 orang, dan sebagian adalah warga Somalia, kata penyelidik.
Menurut penyelidikan yang dilakukan oleh FBI (Federal Bureau of Investigation), kelompok Tentara Salib telah menimbun bahan peledak dan senjata untuk digunakan sehari setelah pemilihan umum dan menerbitkan “manifesto” tentang rencana mereka. Mereka juga berencana meledakkan bom mobil di sekitar kompleks apartemen yang ditempati komunitas Muslim.
Nihad Awad, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Islam Amerika (Council on American-Islamic Relations/CAIR), mengatakan rencana itu dibuat oleh sayap kanan partai Republik yang mengusung Donald trump sebagai calon presiden Amerika Serikat. Menurutnya, rencana aksi terorisme ini dipengaruhi oleh ucapan-ucapan Donald trump yang bernada rasis dan anti-muslim.
“Pernyataan bernada rasis dan anti-Muslim yang diulang-ulang oleh Trump menciptakan kebencian terhadap umat Islam di pemilu tahun ini. Kata-kata Trump mendorong kelompok teroris domestik untuk melakukan tindakan terorisme dan kekerasan terhadap anggota masyarakat kita,” katanya.
Hussam Madi, juru bicara Masyarakat Islam kawasan Wichita juga menyesalkan ada rencana penyerangan kepada orang-orang Islam yang di AS ini. “Hal ini sangat memprihatinkan dan sangat menyedihkan,” ujarnya.
“Saya berterima kasih kepada Tuhan karena mereka mampu ditangkap sebelum terjadi apa-apa yang tidak diinginkan”, katanya menambahkan.(sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- 200 Tentara Israel Kembali Serang Masjid Al Aqsha
- Kandidat Capres Amerika Sebut Islam tak Cocok dengan UUD Amerika
- Kelompok Beda Keyakinan Mendukung Pembangunan Masjid di New Jersey
- Lagi, Trump Lontarkan Pernyataan Kontroversial Soal Islam
- Pulang Perang 33.000 Tentara Inggris Kecanduan Miras dan Mengganas
Indeks Kabar
- Forum Masjid Serantau Luncurkan Web FORSIMAS
- Raja Saudi Arabia Akan Berkunjung ke Indonesia
- NU Bermuktamar ke-33
- Hamza Yusuf Tuai Kritik karena Dukung Normalisasi UEA-Israel
- ACT Salurkan Bantuan kepada 48.705 Jiwa di Aceh
- Pemerintah Turki Segera Bangun Masjid Terbesar di Albania
- Tidak Hanya Jadi Imam Masjid, Hafidz Quran Juga Bisa Jadi Pengusaha
- Jadi Muslim, Abdul Rauf Tolak Nyanyikan Lagu Kebangsaan Amerika di Pertandingan NBA
- Seorang Imam Masjid di Amerika Serikat Wafat Usai Ditembak
- Di Negara Ini Rokok Benar-Benar Diharamkan Keberadaannya
-
Indeks Terbaru
- Dulu Berpikir Islam Sarang Teroris Juga Biang Poligami, Armina Kini Bersyahadat dan Mualaf
- Kisah Penyembah Api yang Mencari Hidayah dan Masuk Islam
- Hikmah Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal
- Kebaikan Rasulullah Terhadap Musuh-Musuhnya
- Google Kembali Pecat Karyawan Gegara Demo Israel, Total Capai 50
- Aktor dan Model Belanda Donny Roelvink Masuk Islam
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
Leave a Reply