Misionaris Gencar Beraksi, Masyarakat Gunung Lawu Rentan Pemurtadan

Sebagian besar penduduk di Dusun Banaran, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawamangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah adalah muslim.

Sejak masuknya misionaris Kristen dan pembangunan gereja di desa ini, gerakan Kristenisasi yang mereka lakukan terbilang berhasil. Buktinya, kini dikabarkan sejumlah kepala keluarga muslim yang telah dimurtadkan, berpindah dari Islam ke Kristen Protestan.

“Sebagian besar penduduk pegunungan ini, tepatnya di kaki Gunung Lawu, beragama Islam. Tetapi karena kurangnya pemahaman dan pendidikan tentang agama, desa ini rentan terhadap pemurtadan dan pengaruh paham-paham kepercayaan yang menyimpang dari ajaran agama Islam,” kata Tukiyem, aktivis muslimah setempat yang juga Kepala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Salimah Kids School saat ditemui Islampos di sekolahnya.

Tukiyem yang didampingi Kepala Desa Gondosuli dan para guru PAUD Salimah Kids School, mengatakan, saat ini di Desa Gondosuli sudah ada 2 gereja dan 1 vihara, serta 2 tempat pemujaan.

Dengan latar belakang itulah, Forum Komunikasi Takmir Masjid Desa Gondosuli tergugah untuk menghambat gerakan Kristenisasi dan membentengi akidah anak-anak dan keluarga Muslim di Desa Gondosuli dari pemurtadan.

Salah satunya dengan mendirikan lembaga pendidikan, dan berencana membangun Gedung Kelompok Bermain Salimah Kids School. Selama ini proses belajar mengajar masih menumpang di rumah warga.

Kepala Sekolah Lembaga PAUD Salimah Kids School, Tukiyem, yang ditemui Islampos di Desa Gondosuli, menjelaskan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Salimah Kids School berdiri sejak tahun 2008.

Pada awal berdiri, jumlah murid yang mendaftar ke sekolah ini mencapai 36 anak. Lalu pada tahun berikutnya berkembang menjadi 40 anak.

“Selain untuk kegiatan belajar mengajar, bangunan yang kami rancang akan dijadikan sarana dakwah, menghingat banyaknya pengaruh dari agama lain yang mempengaruhi umat di daerah kami,” ujar Tukiyem,

Respon masyarakat terhadap kehadiran PAUD Salimah Kids School sebetulnya begitu besar. Tapi disayangkan, masih ada keluarga muslim yang lebih memilih memasukkan anak-anaknya ke TK Kristen.

Di TK Kristen itulah, kata Tukiyem, anak-anak Muslim diajarkan bagaimana berdoa menurut ajaran Kristiani dan diajak menghadiri perayaan hari raya mereka.

“Sungguh ini membuat kami prihatin,” kata Tukiyem.

Sedangkan di PAUD Salimah Kids School, anak-anak Muslim diajarkan pembiasaan seperti memberi salam, menghormati penganut agama lain, hapalan doa, hadits dan surat pendek Al Qur’an dan sebagainya. Tukiyem tak ingin gerakan Kristenisasi di desanya, semakin massif.

Sebagai pendidik, Tukiyem mengaku sedih, ketika pada hari besar Kristen seperti Hari Raya Natal, Ulang Tahun dan perayaan Kristen lainnya, anak-anak diajak ke gereja. Setiap moment perayaan itulah, anak-anak diberi hadiah boneka, coklat, dan sejumlah hadiah lainnya. Bukan hanya anak-anak saja yang diberikan hadiah, tapi juga orang tua mereka. (sumber: Islampos)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>