Soal Larangan Muslim, Obama Luapkan Kemarahannya pada Trump
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam usulan Donald Trump pada Selasa (14/6) yang berniat memperpanjang larangannya terhadap Muslim memasuki AS. Obama bersama Hillary Clinton menggambarkan kandidat presiden dari Partai Republik tersebut tidak layak untuk Gedung Putih.
Dilansir BBC News, Rabu (15/6), Obama mengatakan, larangan Muslim memasuki AS yang diusulkan calon presiden Partai Republik tersebut bukan Amerika yang diinginkan ke depannya. “Memperlakukan Muslim-Amerika dengan berbeda hanya akan membuat negara menjadi kurang aman dengan meningkatkan pemisahan antara dunia Barat dan Muslim,” kata Obama.
Berbicara di Departemen Keuangan AS di Washington pada Selasa (14/6), Obama tampak marah dan meluncurkan serangan terkuatnya kepada pria yang diperkirakan akan menjadi calon presiden Partai Republik itu. Presiden mengatakan, AS telah didirikan dengan dasar kebebasan beragama dan melakukan “pengujian” terhadap agama melawan konstitusi AS.
Obama juga mencatat, serangan teror baru-baru ini dilakukan oleh orang yang terlahir di AS. Obama juga menanggapi kritikan Trump yang mengatakan dirinya tak menggunakan istilah terorisme Islam radikal untuk menggambarkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Apa yang sebenarnya ingin dicapai dari penggunaan pelabelan ini? Apa sebenarnya yang ingin diubah? Seseorang serius berpikir kita tidak tahu siapa yang kita lawan? Tak ada keajaiban dari frasa radikal Islam. Itu pembicaraan politik. Itu bukan strategi,” ujar Obama marah.
Obama menambahkan, menyebut ancaman dengan nama berbeda tak akan membuatnya pergi atau hilang. Hal itu, menurut Obama, hanya pengalihan politik.
Obama yang membatalkan hadir dalam kampanye Clinton di Wisconsin tampaknya menikmati peran memilih penggantinya. Dia sempat bersitegang dengan Trump beberapa tahun lalu karena Trump mengatakan Obama tak lahir di AS.
“Kami sekarang memiliki proposal dari calon Partai Republik yang akan melarang semua Muslim berimigrasi ke Amerika. Kami mendengar bahasa yang menyatakan imigran dan seluruh komunitas agama tertentu terlibat dalam kekerasan. Di mana ini akan berhenti?” kata Obama. (sumber: ROL/Reuters)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Hamza Yusuf Tuai Kritik karena Dukung Normalisasi UEA-Israel
- Zakir Naik: Alquran Paling Berharga Diberikan untuk Anak
- Zakir Naik Terancam tak Punya Negara
- Pemukim Yahudi Cabuti Pohon Zaitun di Masjid Al-Ibrahim
- Dalai Lama pada Suu Kyi: Bantu Muslim Rohingya!
- Marak Pemurtadan Berkedok Pernikahan, Inilah Pesan untuk Para Orangtua
- Forum Media Islam-Eropa Bahas Ujaran Kebencian
- Shalat Ajarkan Kedisiplinan
- IHW: Bahaya Jika Peran Tunggal MUI pada Fatwa Halal Disingkirkan
- Mengaku Cabuli Anak Ratusan Kali Pendeta Jerman Hanya Dihukum Terapi
-
Indeks Terbaru
- Dulu Berpikir Islam Sarang Teroris Juga Biang Poligami, Armina Kini Bersyahadat dan Mualaf
- Kisah Penyembah Api yang Mencari Hidayah dan Masuk Islam
- Hikmah Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal
- Kebaikan Rasulullah Terhadap Musuh-Musuhnya
- Google Kembali Pecat Karyawan Gegara Demo Israel, Total Capai 50
- Aktor dan Model Belanda Donny Roelvink Masuk Islam
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
Leave a Reply