Peringati Kemerdekaan Hari Ini, Bukti Kecintaan PKS pada RI Tak Main-main
Fraksi PKS DPR RI menyelenggarakan acara Tadabbur dan Renungan untuk memperingati dan mensyukuri Kemerdekaan RI yang diproklamirkan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 M lalu bertepatan tanggal 9 Ramadhan 1364 H yang jatuh hari ini (Selasa, 14/6).
Selain Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaeni dan anggota Fraksi PKS DPR lainnya, hadir juga Wakil Ketua MPR RI, Dr Hidayat Nur Wahid MA memberikan refleksi pentingnya mengingatkan masyarakat Indonesia akan sejarah kemerdekaan RI yang diproklamirkan tanggal 9 Ramadhan.
Hidayat menjelaskan peringatian proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 9 Ramadhan ini adalah dalam rangka melaksanakan apa yang diingatkan Bung Karno. “Bung Karno mengingatkan kita dengan ungkapannya ‘Jas Merah’, jangan sekali-kali melupakan sejarah,” tutur Hidayat di ruang pleno Fraksi PKS, gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.
Dijelaskan Hidayat, peringatan kali ini dilakukan untuk menyegarkan ingatan bangsa Indonesia tentang sejarah kemerdekaan negeri ini. Indonesia, lanjut Hidayat, sesungguhnya bisa dimerdekakan pada bulan Juli sebelum bulan Ramadhan atau September sesudah Ramadhan.
“Namun, Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan Indonesia saat itu menyepakati Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 yang adalah di bulan Ramadhan tanggal 9 tahun 1364 Hijriah,” paparnya.
Hidayat menambahkan, semangat bulan Ramadhan itu terlihat pada pernyataan bahwa Indonesia diproklamasikan sebagai berkat rahmat Allah. Hal ini pun disepakati bersama oleh para tokoh bangsa itu. Bukan hanya tokoh dari kalangan Islam, tetapi juga tokoh-tokoh nasional, termasuk AA Maramis tokoh dari kalangan non muslim ketika itu.
“Maka sudah sepantasnya kita mengisi kemerdekaan dengan semangat membawa keberkahan bulan Ramadhan,” tegas Hidayat.
Hidayat menegaskan, renungan refleksi proklamasi RI 9 Ramadhan tidak dalam rangka membelah dari kebiasaan selama ini, yakni 17 Agustus. PKS, tuturnya, tetap memperingati hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus, bahkan lebih luas dan lebih besar lagi.
“Kalau kita peringati hari ini juga (9 Ramadhan), ini membuktikan bahwa cinta kami ke Indonesia tidak main-main. Bahkan, memperingati kemerdekaannya pun sampai dua kali, 17 Agustus dan 9 Ramadhan,” tegasnya.
Hidayat berharap, jika hal ini juga menjadi spirit umat Islam di Indonesia, cinta mereka terhadap negaranya juga menjadi dua kali lipat. Umat Islam, dengan ormas-ormasnya, LSM-LSMnya, partai-partainya dan pesantren-pesantrennya, betul-betul menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan kemerdekaan.
“Bulan yang menghadirkan keunggulan-keunggulan luar biasa. Karena dahulu para founding fathers pun menyepakati Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya di bulan Ramadhan,” demikian mantan Presiden PKS. (sumber: RMOL)
Indeks Kabar
- 1.000 Pemukim Yahudi Serbu Sebuah Kuil di Tepi Barat
- Cechnya Selenggarakan Muktamar Ahlussunnah
- PP Muhammadiyah: Jangan Menafikan Peran Ormas Islam Lain
- Selama Ramadhan, Relawan Muslim dan Kristen Kota Tulsa Bagikan Bantuan Makanan
- Masjid Sydney Membuka Pintu bagi Korban Kebakaran Hutan
- Masjid-Masjid di Saudi Bersiap Kebanjiran Jamaah Ramadhan
- Putuskan Tradisi, Menlu AS Tolak Jadi Tuan Rumah Jamuan Ramadhan
- Cita-Cita Warga Indonesia Memiliki Masjid di London
- Ini Dia Calon Gubernur Muslim Pertama dan Termuda di Amerika
- Masjid di Yerusalem Timur Jadi Sasaran Vandalisme
-
Indeks Terbaru
- UEA Kecam Pembangunan Permukiman Baru Israel di Wilayah Palestina
- Jadi Mualaf, Susie Brackenborough: Tak ada yang Membingungkan dalam Islam
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
Leave a Reply