San Francisco Larang Penjualan Rokok Elektrik
San Francisco menjadi kota pertama di Amerika Serikat yang melarang penjualan rokok elektrik sampai dampak kesehatan yang ditimbulkannya jelas. Para pejabat kota itu hari Selasa (25/6/2019) menggelar pemungutan suara untuk memutuskan larangan bagi toko-toko menjual vaporiser (rokok elektrik) dan menjadikan ilegal pengiriman alat hisap tersebut oleh peritel online ke alamat di wilayah San Francisco, lansir BBC.
Kota di negara bagian California itu merupakan markas dari Juul Labs, produsen rokok elektrik paling populer di Amerika Serikat.
Wali Kota San Francisco London Breed memiliki waktu 10 hari untuk menandatangani legislasi itu, dan wanita tersebut mengisyaratkan bahwa dia bersedia menekennya. Legislasi itu akan mulai berlaku efektif tujuh bulan dari tanggal penandatanganannya, meskipun muncul sejumlah kabar bahwa perusahaan-perusahaan yang keberatan akan menggugatnya ke pengadilan.
Menurut US Centers for Desease Control and Prevention (CDC), jumlah remaja di Amerika Serikat yang mengaku menggunakan produk-produk nikotin naik sekitar 36% tahun lalu. Menurut CDC kenaikan itu juga disumbang oleh penggunaan rokok elektrik.
Berdasarkan UU federal, usia minimum pembeli produk tembakau adalah 18 tahun, meskipun di California dan beberapa negara bagian lain menetapkan 21 tahun.
Juul sebelumnya pernah mengatakan akan mendukung kebijakan pembatasan vaping di kalangan anak muda, hanya jika pemerintah memberlakukan tindakan tegas untuk menghentikan mereka menggunakan rokok reguler (rokok batangan)
Alat vaping atau rokok elektrik yang dibuat oleh Juul menguasai 70% pasar vaping di Amerika Serikat.
Juul berdalih bahwa larangan penjualan rokok elektrik justru akan membuat orang balik kembali menghisap batang rokok dan akan menciptakan “pasar gelap”.
Para aktivis anti-vaping mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang menggeluti bisnis seputar rokok elektrik dengan sengaja menarget orang-orang muda dengan menawarkan produk yang memberikan mereka sensasi merokok “beragam rasa”. Para aktivis itu mengatakan bahwa tidak hanya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut soal dampak vaping terhadap kesehatan, tetapi kebiasaan vaping juga mendorong kaum muda untuk menghisap batang rokok reguler.
Juul, yang 35% sahamnya dimiliki oleh pabrik tembakau Altria Group produsen rokok Marlboro, menawarkan nikotin cair berbagai rasa buah, seperti mangga dan ketimun, yang digemari banyak pemuda. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- MPR Dukung Perppu Perlindungan Anak
- Negara-negara Eropa yang Membolehkan Perkawinan Homo
- Jualan Kebab dan Makanan Halal Dilarang di Spanyol
- Pria AS Dipenjara 30 Tahun Atas Pembakaran Masjid
- Wilayah Otonomi Bangsamoro di Mindanao Muslim akan Terwujud
- Perahu Rohingya Terbalik di Perairan Bangladesh, Sedikitnya 14 Tenggelam
- Universitas Al Azhar Mesir Bantah Ada Ulama Masuk Kristen
- Program Tahfidz di Madrasah Solusi Krisis Ulama Masa Depan
- Laporan Terbaru, Pondasi Masjid Al-Aqsha Runtuh 2 Meter Akibat Digali Israel
- Komedian Amerika: “Rakyat Palestina Memang Pantas Dibantai!”
-
Indeks Terbaru
- Dulu Berpikir Islam Sarang Teroris Juga Biang Poligami, Armina Kini Bersyahadat dan Mualaf
- Kisah Penyembah Api yang Mencari Hidayah dan Masuk Islam
- Hikmah Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal
- Kebaikan Rasulullah Terhadap Musuh-Musuhnya
- Google Kembali Pecat Karyawan Gegara Demo Israel, Total Capai 50
- Aktor dan Model Belanda Donny Roelvink Masuk Islam
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
Leave a Reply