Sejarah Masuknya Islam di Papua Diteliti
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat, Ahmad Nausrau, mengatakan pihaknya terus meneliti sejarah yang tercatat dan terdokumentasikan mengenai masuknya Islam di Papua. Ini bernilai stragetis karena secara baik akan menjadi aset yang sangat berharga sekaligus warisan ilmu pengetahuan kepada generasi muda penerus bangsa agar.
“Jadi kamu orang Papua mengetahui sejarah dan peradaban para leluhurnya dimasa lalu. Setidaknya landasan filosofi pemikiran inilah yang menginspirasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat untuk tergerak melakukan penelitian sejarah masuknya agama Islam di Tanah Papua, khususnya Papua Barat, ‘’ kata Ahmad Nausrau dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Ahad (15/7).
Menurutnya, boleh dibilang bahwa agama Islam merupakan salah satu agama yang sudah cukup lama masuk dan berkembang di Tanah Papua. Namun hingga saat ini belum diketahui secara pasti kapan dan siapa yang pertama kali membawa agama Islam ke Tanah Papua.
‘’Untuk mengatahui sejarah itu tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Semua harus dikaji dengan seksama,’’ ujarnya.
Maka, lanjut Nausrau, perlu mujahadah dan ikhtiar yang sungguh-sungguh agar hasilnya optimal dan tentu saja bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah keshahuhannya. Berawal dari sinilah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prov. Papua Barat menggandeng peneliti dari LIPI, DR Cahyo Pamungkas dan Sekretaris Komisi Litbang MUI Pusat, DR Rida Hesti Ratnasari, untuk datang ke sejumlah daerah di Papua Barat yang disinyalir sebagai tempat masuknya agama Islam pertama kali di Tanah Papua.
“Hasil penelitian ini pada akhirnya akan disemåinarkan dan dijadikan tonggak baru peradaban Islam di Papua Barat. Insya Allah dokumen tersebut akan dijadikan buku dan bahan ajar di sejumlah pesantren dan madrasah di Papua Barat sehingga generasi muda yang akan datang mengetahui sejarah ini,’’ tegas Nausrau lagi.
Bukan hanya itu, kata Nausrau, berdasarkan hasil penelitian ini juga akan dibangunkan situs dan museum sejarah Islam di Papua Barat sehingga diharapkan nantinya bisa menjadi destinasi wisata religi di Papua Barat. Tentu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk memperkaya hasil penelitian ini.
“Hanya kepada Allah lah kami bertawakkal dan memohon pertolongan. Hasbunallah wani’mal wakil,’’ ungkap Nausrau mengakhiri. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Jaga Warisan dan Peradaban, Universitas Islam Madinah Bangun Museum Sejarah
- Masuknya Tenaga Asing Jangan jadi Ancaman Bangsa Indonesia
- Pembangunan Masjid Lil Alamin di Papua Barat Sempat Dihambat
- Pilot Pesawat Misionaris yang jatuh di Papua berkebangsaan Amerika
- Yang Tuduh Islam Anti-Pancasila, Harus Belajar Sejarah
Indeks Kabar
- Dinilai Marak WNA Jadi Pelaku Homoseks, Penindakan Hukum Harus Tegas
- Pengadilan China Jatuhkan Vonis Berat kepada 39 Warga Muslim Turkistan Timur
- rdogan: Muslim tak akan Menyerah Lawan Islamofobia
- Lindungi Muslim Xinjiang, Pemerintah Didesak Turut Cegah Diskriminasi
- 40 Masjid di Jakarta Terpapar Radikalisme? Ini Tanggapan MUI
- Setelah Muslim Xinjiang, Rezim Komunis Cina Juga Tindas Muslim Hui
- Emir Qatar Kirim Pesawat Bantuan untuk Korban Gempa dan Tsunami Palu
- Beragam Simbol Islam Bermunculan di Eropa
- Isu Blokir Situs Islam Jadi Sorotan Pegiat HAM Internasional
- Majelis Tinggi Agama Sepakat Masalah Perkawinan
-
Indeks Terbaru
- UEA Kecam Pembangunan Permukiman Baru Israel di Wilayah Palestina
- Jadi Mualaf, Susie Brackenborough: Tak ada yang Membingungkan dalam Islam
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
Leave a Reply